Tag: orang benar

Mazmur 1-10

Mazmur 1-10

Mazmur 1 – Orang Benar dan Orang Fasik (Bag. 1)

2024.01.08. Bacaan : Mazmur 1

Khotbah Ps. Daniel WP kemarin dalam Ibadah Live Streaming di DBR sangat menginspirasi dan memberkati.  Beliau menyampaikan ada 3 hal yang harus “dilepaskan atau ditinggalkan” untuk mendapatkan sesuatu yang baru dari Tuhan di tahun yang baru ini.  Dari ke-tiga hal yang disampaikan, salah satunya “kita harus meninggalkan old friendship”, yang dijelaskan sebagai pertemanan yang membawa kita menjadi turun, bukannya naik, bahkan menjauhkan kita dari Tuhan. 

Saya jadi teringat Mazmur 1, yang menjelaskan tentang perbedaan orang benar dan orang fasik.  PJ Botha menjelaskan bahwa Mazmur 1 adalah mazmur taurat dan hikmat. Hikmat diperoleh melalui membaca Taurat (Firman Tuhan).  Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, khususnya 2024 kita membutuhkan hikmat Tuhan dimana rahasia, petunjuk dari Allah hanya diberikan kepada orang-orang benar, seperti halnya Daniel (Dan. 2:30).  Itulah sebabnya, bukan kebetulan Mazmur 1 ditempatkan sebagai pembuka dari kitab Mazmur, mengawali seluruh permenungan dari kitab Mazmur.  

Matthew Henry  menterjemahkan orang fasik sebagai orang yang tidak mempunyai tujuan tertentu, dikuasai oleh setiap hawa nafsu, menyerah pada setiap godaan dan yang berjalan tanpa adanya aturan yang pasti.  Maleakhi 3:18 menegaskan bahwa Tuhan akan membuat perbedaan antara orang benar dan orang fasik.  Pada awal tahun 2024 ini saatnya yang baik bagi kita untuk “bangkit dan menjadi terang”.  (Victor Pandiwidjaja) 

 

Mazmur 2 – Minta Bangsa-bangsa

2024.01.09. Bacaan : Mazmur 2 

Penolakan terhadap Tuhan Yesus dimulai oleh orang orang Farisi dan Saduki. Kemudian para rasul dan orang-orang yang percaya pada Kristus, yang disebut sebagai orang Kristen, secara terus menerus mengalami aniaya oleh penguasa Roma, bahkan Bait Salomo kedua dihancurkan oleh Kaisar Titus pada tahun 70M.  Hingga hari ini, aniaya secara fisik masih dialami oleh sebagian orang Kristen di belahan dunia tertentu.   

Sejak dari kehadiranNya di dunia ini, Yesus diragukan sebagai Tuhan.  Berbagai kitab pseudepigrafa (kitab-kitab yang kebanyakan ditulis sebelum dan sesudah abad pertama, namun diragukan keasliannya, sehingga tidak dimasukkan ke dalam kanon Alkitab kita sekarang) ditulis untuk mempengaruhi iman orang-orang percaya.  Dalam zaman modern ini iman Kristen juga bisa digoyahkan oleh seperti penulis novel semacam Dan Brown yang menulis buku Da Vinci Code, bahkan oleh tayangan televisi seperti serial Ancient Aliens.   

Aniaya zaman modern tidak hanya terhadap fisik, namun juga terhadap iman dan pikiran. Sebagai orang percaya, janganlah kita mudah digoyahkan oleh hal-hal demikian.  Tuhan Yesus menjelaskan bahwa kita harus merendahkan diri dan memiliki iman seperti anak kecil untuk dapat masuk ke dalam kerajaan sorga (Mat. 18:3-4).  Hati hati terhadap pengajaran palsu (2 Pet. 2), pada saatnya yang melakukan penyesatan dan yang mengikuti kesesatan itu akan dihukum Tuhan, seperti yang ditulis dalam Maz. 2:4-5.  

Apa yang harus dilakukan oleh orang percaya? Berdirilah teguh dalam iman kita seperti anak kecil yang percaya sepenuhnya pada perkataan orangtuanya. Lalu berikutnya kita harus meminta kepada Tuhan, supaya bangsa-bangsa (baca : jiwa-jiwa) diberikan kepada kita, seperti yang ditulis dalam Maz. 2:8-9.   Tugas kita semua untuk menggenapi Amanat Agung, yang tercanangkan melalui Everyone 2033, agar semua orang di dunia ini mengenal Tuhan, sehingga kita mempercepat kedatanganNya.  Langkah praktis sebagai pelayan Pujian Penyembahan dapat dimulai dengan melayani dengan lebih baik di tahun 2024, baik secara rohani dan teknis, agar pelayanan kita memberkati dan menarik jiwa-jiwa kepada Tuhan (Maz. 40:4).  (Victor Pandiwidjaja) 

 

Mazmur 3 – Shields and Lifter 

2024.01.10 Bacaan : Mazmur 3

Daud seorang pahlawan perang yang tidak pernah takut menghadapi musuh dari bangsa Israel. Tapi ketika Absalom, anaknya sendiri mengejar Daud dan hendak membunuhnya, maka Daud mengalami ketakutan yang luar biasa, sehingga ia menuliskan Mazmur 3 ini sebagai doa meminta perlindungan dan pertolongan Tuhan.  Dalam kehidupan kita, mungkin saja ditemukan orang yang seharusnya memberi kedamaian, justru sebaliknya memberikan kesulitan, bahkan menyerang kita.  Sungguh menarik, ketika ditelusuri ternyata nama Absalom berarti father of peace.  Kata Absalom terdiri dari dua kata, yaitu Ab, Abba (berarti bapa, father) dan Shalom (berarti damai, peace).  Tentu nama Absalom yang diberikan oleh Daud pada anaknya menyiratkan suatu doa.  Tetapi tak dinyana, anaknya sendiri melakukan hal yang bertolakbelakang daripada arti nama yang diberikan padanya. 

 

Mazmur 3:3 menyiratkan ada dua hal yang Allah lakukan bagi kita.  Pertama, God is my shield.   Fungsi perisai yaitu untuk melindungi tubuh dan menangkis serangan musuh, yang dapat berupa panah ataupun ayunan pedang.  Perjury yang berperang tanpa membawa perisai merupakan suatu tindakan yang beresiko tinggi, karena mereka tidak memiliki sarana untuk melindungi bagian tubuh yang vital dari serangan musuh.  Perisai kita dalam peperangan rohani dan di dunia ini adalah Tuhan sendiri.  Ia adalah Allah yang sanggup memberikan perlindungan terhadap berbagai serangan, yang berusaha menggoyahkan iman maupun membuat kita jatuh ke dalam dosa.  Jangan pernah menjalani hidup ini tanpa didampingi oleh Tuhan sebagai perisai kita. 

Kedua, God is my lifter.  Daud kehilangan kemuliaannya sebagai raja, yang terekspresi dari sikapnya yang menundukkan kepala, lambang dari ia sedang menghadapi situasi yang tak berdaya, penuh ketakutan.  Namun inilah yang dilakukan Tuhan sebagai tindakan kepada orang yang percaya dengan yang tidak percaya, yaitu Tuhan mengangkat Daud dari kelemahannya, lalu mengembalikan kemuliaannya sebagai raja Israel.  Dalam kisah selanjutnya, kita semua mengetahui bahwa Absalom akhirnya mati.  

Mungkin ada di antara kita yang sedang mengalami situasi sulit, tertekan, bahkan terpuruk. Tapi percayalah, Tuhan tidak pernah meninggalkan setiap orang percaya, yang berseru kepadaNya. (Victor Pandiwidjaja) 

 

Mazmur 4 – Tidur Tentram dan Aman 

2024.01.11 Bacaan : Mazmur 4 

Berkat tidak selalu bicara dengan uang, karena bisa tidur dengan tentram dan aman seperti yang tertulis dalam Mzm. 4:8 juga merupakan salah satu anugerah dan berkat Tuhan, karena bisa jadi ada orang-orang yang tidak demikian.  Mazmur 4 setidaknya menjelaskan ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab seseorang tidak bisa tidur dengan tentram. 

  1. Amarah yang menjadi dosa.  Marah merupakan hal yang manusiawi, misalnya jika menemukan sesuatu hal yang bertentangan dengan prinsip hidup, etika, atau peraturan.  Namun Daud mengingatkan dalam Mzm. 4:4, jika marah janganlah sampai berdosa.  Efesus 4:26 menjelaskan bahwa jika marah, harus segera surut  dan janganlah dipendam lama-lama, apalagi disimpan sebagai dendam.  Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, agar kesalahan kita pun diampuni oleh Bapa di surga (Mat. 6:14-15). 
  2. Kuatir pada kedudukan, posisi, atau jabatan.  Memiliki suatu pekerjaan, apalagi suatu jabatan tertentu, tentu memberikan suatu kebanggaan atau rasa dihormati oleh orang lain.  Mengejar prestasi, baik dalam pekerjaan, pendidikan, dan pelayanan, tentu merupakan suatu hal yang baik.  Namun mengejar atau mempertahankan suatu kedudukan hingga akhirnya menyebabkan hilangnya ketentraman dalam hati, tentu merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.  Mengapa? Karena segala kedudukan atau kemuliaan itu milik Tuhan, Dia yang memberi pada orang-orang yang dikasihiNya (Mzm. 4:3). 
  3. Kuatir pada uang atau kekayaan.  Apakah hanya orang miskin yang kuatir? Tidak juga.  Ada orang yang saking banyak harta kekayaannya, juga hidup dalam kekuatiran yang berlebihan, mungkin takut harta bendanya dicuri orang atau bisnisnya tutup dan jatuh miskin.  Memang yang lebih sering terjadi yaitu orang kuatir akan hari esok, misalnya bagaimana membayar cicilan, uang sekolah, hutang, dan lain-lain.  Orang-orang yang disebutkan di atas umumnya tidak bisa tidur dengan tentram dan aman.  Mat. 6:25-34, mengingatkan bahwa kita harus mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, karena Allah peduli dan tahu akan setiap kebutuhan kita, pasti Ia akan memenuhi setiap keperluan kita tepat pada waktunya. He is our provider. Dia memberikan segala berkatNya sesuai dengan kapasitas setiap anakNya. 

Mzm. 4:7-8 memberikan jaminan dan penghiburan bahwa Allah itu memberikan sukacita yang berbeda dari dunia berikan, bahkan melebihi dari rasa aman dan tentram dari orang-orang yang kelimpahan gandum dan anggur (baca : orang kaya raya).  Rasa aman yang sejati dan terpenting bukanlah dari memiliki seluruh kekayaan dunia ini, tetapi memiliki Allah yang hidup, yang melindungi dan memenuhi setiap keperluan dari anak-anakNya.  (Victor Pandiwidjaja) 

 

 

Mazmur 5 – Berkat Orang Benar 

2024.01.12  Bacaan : Mazmur 5 

Walau tidak tertulis secara eksplisit seperti Mazmur 3 dimana Daud dikejar-kejar oleh Absalom, ternyata temanya memiliki kesamaan dengan Mazmur 5, sehingga ia kembali berseru meminta pertolongan Tuhan sebagai perisainya. Daud merasa sangat tertekan oleh musuh yang tak terduga, yaitu orang yang tadinya dipercaya, ternyata orang itu yang menekan dan melukai hatinya (Mzm. 5:9-10). 

Melalui Mazmur 5,  kita dapat belajar dari Daud ketika menghadapi suatu hidup yang penuh dengan gelombang atau tekanan, yaitu  

  1. Mengatur persembahan di waktu pagi. Artinya, setiap pagi menaikkan korban ucapan syukur di hadapan Tuhan, lalu menaikkan doa permohonan, dan setia menantikan jawaban Tuhan (Mzm. 5:2-3). 
  2. Percaya pada penghakiman dari Tuhan. Daud percaya bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam pada orang fasik (Mzm. 5:4, 5:9-10) dan orang pembual, yang suka berbohong (Mzm. 5:5-6) 
  3. Berserah pada perlindungan Tuhan.  Sekali lagi Daud mengimani bahwa Tuhan sendiri yang menjadi perisai hidupnya (Mzm. 5:11-12, dan lihat kembali Mzm. 3:3) 
  4. Percaya Tuhan pasti memberkati orang benar (Mzm. 5:12).  Dalam menghadapi masalah, pastikan segala tindakan yang kita lakukan untuk mengatasi permasalahan itu sejalan dengan Firman Tuhan.  Seperti yang dilakukan Daud, ia percaya bahwa Tuhan pasti memberkati setiap orang benar dengan sukacita dan kemenangan.  

Mungkin ada diantara kita yang sedang mengalami “jalan hidup yang bergelombang”, namun melalui Maz. 5 ini kita belajar dari Daud bahwa setiap orang benar pasti diberkati, dimana jalan yang bergelombang pasti akan dibuat rata oleh Tuhan (Maz. 5:8) Amin. (Victor Pandiwidjaja) 

 

Mazmur 6 – Respon Yang Benar 

2024.01.13. Bacaan : Mazmur 6 

Dalam Mazmur 6, Daud sedang memohon agar ia tidak mendapatkan hukuman Tuhan.  Saat itu Daud terkesan sedang mengalami suatu kesakitan  (ay. 2), karena suatu hal yang menekan jiwanya (ay. 3).  Penderitaan yang dialami oleh manusia umumnya seputar hal badani dan jiwani.  Pada akhirnya yang menentukan atau berpengaruh dengan hal rohani, yaitu respon dari manusianya. Itulah sebabnya seringkali kita mendengar nasehat dari hamba Tuhan untuk memiliki respon yang benar terhadap Tuhan.  Respon terhadap kesakitan (sickness) dan penderitaan (pain)  ternyata dapat membuat seseorang semakin dekat, atau sebaliknya semakin jauh dari Tuhan.  Ternyata yang membuat perbedaan seseorang menjadi better atau bitter (pahit) adalah respon dari orang itu sendiri.     

Melalui Mazmur 6, kita dapat belajar beberapa hal dari Daud bagaimana memberikan respon dalam setiap masalah atau keadaan:  

  1. Daud “seorang yang nggak enak hatian sama Tuhan”.  Setiap kali mengalami masalah, ia terlebih dahulu mohon ampun pada Tuhan, sekiranya ia melakukan suatu kesalahan  baik yang disadari dan yang mungkin tak disadarinya (ay. 2).  Jadi meski Daud terkesan tidak memahami mengapa ia berada dalam situasi kesakitan dan penderitaan, namun ia melakukan introspeksi terhadap dirinya sendiri dahulu, daripada menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Tuhan.
  2. Daud sangat dekat dengan Tuhan. Ia bahkan “tak segan untuk curhat, menumpahkan segenap perasaannya pada Tuhan” (ay. 3-8).  Kita dapat belajar jika mau curhat, lebih baik pada Tuhan, atau setidaknya pada orang terdekat yang terpercaya, seperti suami/istri atau sahabat sejati.  Mengumbar masalah pada orang yang tidak tepat, apalagi pada sosial media, justru menambah permasalahan baru.   
  3. Daud beriman pada Tuhan.   Ia yakin Tuhan telah mendengar setiap tangisan maupun keluh kesahnya, bahkan telah meyakini bahwa setiap doa dan permohonannya telah didengar oleh Tuhan, meskipun jawabannya belum diterima saat itu (Mzm. 6:9-10).    

Kita dapat belajar dari Daud bahwa doa atau permohonan yang disampaikan dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, itu tidak pernah sia-sia.  “Percayalah bahwa kamu telah menerimanya” (Mrk. 11:24), karena tepat sesuai waktu-Nya kita pasti menerima kemenangan. (Victor Pandiwidjaja) 

 

 

Mazmur 7 – Tuhan Membela Orang Yang Tulus Hati 

2014.01.14 Bacaan : Mazmur 7 

Kush yang namanya disebut dalam Mzm. 7:1 adalah orang Benyamin, satu suku dengan Raja Saul.  Oleh karena itu, Mazmur 7 diyakini ditulis oleh Daud ketika ia dikejar-kejar untuk dibunuh oleh Raja Saul.  Daud kembali berseru  bahwa hanya Allah yang menjadi perisai hidupnya, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati (Mzm.7:10). 

Melalui Mazmur 7 ini kita bisa belajar perbedaan dua jenis karakter,  yaitu Saul dan Daud.  

  1. Raja Saul seorang yang insecure dan iri terhadap Daud, dimulai ketika rakyat Israel mengelu-elukan Daud (1 Sam 18:7-8).  Raja Saul kuatir posisinya sebagai raja akan digeser oleh Daud, padahal sesungguhnya Daud bukanlah orang yang ambisius untuk merebut tahta raja atas Israel.  Sikap Raja Saul ini semakin membawanya pada kedengkian yang mendalam terhadap Daud. Sikap ini menghilangkan damai sejahtera, karena Raja Saul menjadi “sibuk” untuk terus menerus mengejar dan mencari kesalahan Daud. 
  2. Daud seorang yang tulus hati, ia menghormati dan tidak merancangkan hal yang jahat pada Raja Saul (Mzm. 7:3-4, 10). Itulah sebabnya Daud berani dan terbuka terhadap Tuhan (Mzm. 7:8-11).  Daud meminta agar Tuhan menjadi hakim yang adil, dan kita semua tahu apa akhir dari hidup Raja Saul.  

 

Dalam dunia yang penuh kompetisi, baik di pekerjaan, bisnis, dan sekolah, mengejar prestasi itu baik, namun  kita harus menjaga hati kita untuk tetap tulus, dan menjauhkan diri dari rasa iri maupun dengki.  Jika kembali pada Mzm. 4:3, maka kita akan mengerti bahwa Tuhan yang mengangkat atau memilih seseorang secara lebih khusus.   Begitu pula apapun posisi atau bidang pelayanan yang dipercayakan, mari kita saling bekerjasama dan mengerjakannya dengan penuh sukacita, karena Tuhan Yesus mengingatkan dalam Yoh. 4:36-38, bahwa  semuanya sama-sama diberkati.  (Victor Pandiwidjaja) 

 

Mazmur 8 – Jangan Lupakan Tuhan Saat Diberkati 

2024.01.15 Bacaan : Mazmur 8 

Menurut Bible of Encyclopedia, kata Gittith (Gitit) yang tertulis pada awal Mazmur 8 berarti wine press, atau pemeras anggur. Mazmur ini diciptakan oleh Daud untuk dinyanyikan saat panen anggur tiba, sebagai suatu nyanyian ucapan syukur.  Oleh sebab itu, Mazmur 8 ini mengingatkan jika kita sekarang dalam kondisi baik dan diberkati, janganlah melupakan hal-hal ini. 

  1. Allah itu agung dan mulia, yang tercermin dari seluruh ciptaan-Nya. Mazmur 8 ini juga berkaitan erat dengan proses penciptaan yang sempurna dan sistematis  seperti tertulis dalam Kejadian 1.  Allah mempersiapkan segala sesuatu dahulu, setelah bumi beserta isinya lengkap barulah manusia diciptakan.  Artinya, Allah sangat peduli pada segala aspek yang berhubungan dengan pemeliharaan hidup kita.   
  2. Ingat bahwa kita manusia berdosa yang seharusnya mati dalam hukuman kekal.  Sadari bahwa saudara dan saya yang tidak berarti apa-apa, bahkan seharusnya dihukum, ternyata dipilih oleh Tuhan untuk diselamatkan, bahkan diberkati oleh Tuhan. (Mzm. 8:4) 
  3. Ingat bahwa semua ini karena anugerah Tuhan. Kalau ada diantara teman-teman yang mendapatkan pekerjaan maupun kedudukan yang baik, tetaplah rendah hati. Tidak ada yang dapat kita sombongkan di hadapan Allah yang agung dan mulia.  Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia merendahkan dan meninggikan juga (1 Sam. 2:7). 

Terpujilah Allah selama-lamanya. Selamat beraktivitas dan memuliakan Allah dalam pekerjaan kita. (Victor Pandiwidjaja) 

 

Mazmur 9 – Mengucap Syukur Dalam Berbagai Keadaan 

2024.01.16 Bacaan : Mazmur 9 

Mazmur 9 menceritakan bahwa Allah adalah adil terhadap orang benar, Ia akan menghukum orang fasik sesuai dengan perbuatannya.  Namun ada petunjuk bagi pemimpin biduan yang tertulis pada ayat pertama dari mazmur ini, yaitu Mut-Laben, membuat mazmur ini dapat memiliki banyak interpretasi.  Muth-Labben berarti “die for the son”, berasal dari kata Muth, yang berarti kematian; lalu Ben berarti anak laki-laki.  Kemungkinan besar latar belakang dari penulisan mazmur ini didasari atas kematian dari anak lelaki Daud.  Siapa anak yang dimaksudkan Daud tidak tertulis secara rinci.  Ada dua kisah dalam Alkitab yang dituliskan bahwa Daud menangisi kematian anaknya, pertama Absalom (2 Sam. 19:4-6) dan anak pertama dari Batsyeba (2 Sam. 12:15-19).  Mazmur ini merupakan ungkapan kesedihan dan juga sukacita yang diekspresikan secara bersamaan.  

Dalam Mazmur 9 ini setidaknya kita dapat belajar : 

  1. Mengucap syukur dalam setiap keadaan, meskipun dalam keadaan kesedihan yang mendalam, seperti ditinggalkan orang yang dikasihi (ay. 1-2) 
  2. Tuhan pasti membela orang benar dan menghukum orang fasik (ay. 3-8, 12-13, 15-20) 
  3. Tempat perlindungan yang kuat hanya Tuhan saja (ay. 9-10)
  4. Menjadi saksi pada dunia ini (ay. 11, 14) 

(Victor Pandiwidjaja) 

 

 

Mazmur 10 – Orang Benar dan Orang Fasik (Bag. 2)

2024.01.17 Bacaan : Mazmur 10 

Perbedaan yang mencolok antara orang benar dan orang fasik, yaitu orang benar tidak melakukan kejahatan, tetapi orang fasik melakukannya, bahkan terus menerus, sehingga orang fasik akhirnya identik dengan orang sombong.  Amsal 8:13 mengatakan bahwa “takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”  Mazmur 10 menjelaskan ada empat pikiran dan tindakan dari orang fasik, yaitu: 

  1. “Allah tidak ada” (ay. 2-4).  Kejahatan yang dilakukan terus menerus dengan berhasil, akan menyebabkan orang fasik menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak ada.   
  2. “Aku tidak akan digoyangkan” (ay. 5-7), orang fasik merasa kekuasaannya itu selamanya 
  3. “Allah tidak melihat aku” (ay. 8-11), orang fasik merasa kejahatannya tidak pernah ketahuan. 
  4. “Allah tidak menghukum aku” (ay. 12-13), orang fasik merasa ia tidak tersentuh oleh hukum, apalagi oleh hukum Allah. 

Ayat 1 seolah-olah mempertanyakan mengapa Allah membiarkan orang fasik merajalela bahkan menindas orang benar.  Namun jawaban atas pertanyaan yang mungkin sering ada di benak kita semua, dapat ditemukan pada 2 Petrus 3:9, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”  Oleh karena itu Mazmur 10 juga menyiratkan ada empat hal yang akan dilakukan oleh Allah, yaitu: 

  1. “Tuhan melihat dan peduli pada setiap kesusahan” (ay. 14) 
  2. “Tuhan menghukum orang fasik” (ay. 15)
  3. “Tuhan itu raja” (ay. 16) 
  4. “Tuhan mendengar dan membela umat-Nya (ay. 17-18)  

Bagian yang dilakukan oleh kita sebagai orang benar adalah tetap tinggal tenang dan percaya.  Allah pasti bertindak dan membela setiap anak-Nya. (Victor Pandiwidjaja)