Album Natal Haleluya ini dirilis tahun 2014, diproduksi dan dinyanyikan oleh Welyar dan Mauline Kauntu. Pasangan yang luar biasa ini banyak memberkati dunia melalui musik rohani. Lagu-lagu dalam album natal ini memberikan suasana baru dan inspirasi bagi umat Kristiani untuk menyanyikan lagu-lagu natal yang “baru” selain lagu-lagu natal yang umum. So, let’s swingin’, feel the joyful of Christmas!
Lagu Natal yang indah dan manis, ditulis oleh pasangan penulis lagu rohani yang berpengaruh dalam dunia musik rohani, yaitu Robert & Lea Sutanto. Lagu ini juga diaransir oleh Willy Soemantri, music arranger dan producer lagu-lagu rohani yang terkenal di era tahun 80-90an.
Lagu ini sangat memberkati saya dan menjadi rhema di tahun 2018. Karena saya tidak menemukan official lead sheet atau partitur resmi yang dikeluarkan oleh Symphony Worship, maka saya men-transcribe-nya agar siapa pun dapat memainkan seperti aransemen aslinya.
Worship Band adalah istilah spesifik yang merujuk pada band yang khusus memainkan lagu-lagu rohani. Pengertian Band (English) atau Ensemble (French), berarti “together”. Jadi, bermain musik dalam bentuk band artinya playing music together into one sound. Band juga sering disebut dengan Rhythm Section, beranggotakan pemain Piano, Gitar, Bass, dan Drum.
Function of Instruments in Rhythm Section Drums : foundation of Rhythm, lead the Dynamics of Music (soft to loud) Bass : foundation of Rhythm, Foundation of Harmony (decide Root, create Bass Lines) Piano/Guitar : foundation of Melody and Harmony (play Chords, Rhythm Pattern)
Apa itu pengertian playing music together into one sound dan bagaimana cara mencapainya? Ada 7 hal yang harus “disamakan” agar benar-benar suatu band dapat dikatakan bermain musik dengan kompak, yaitu:
Information and Interpretation of the Song Setiap pemusik dan penyanyi harus punya informasi dan penafsiran yang sama dari suatu lagu yang akan dimainkan. Maksudnya, setiap anggota band (tanpa terkecuali, termasuk drummer) harus tahu melodi dari lagu dan juga form (urutan memainkannya). Selain itu, pemain piano, gitar, dan bass juga harus memiliki persepsi chord yang sama. Oleh karena itu, penting untuk semua anggota band mendengarkan referensi rekaman yang sama, dan jika ada partitur tentu mempermudah dalam menyamakan persepsi suatu lagu.
Pulse/Beat Rhythm adalah fondasi dari suatu musik. Maka penting untuk tiap pemusik memiliki pulse atau “sense of beat” yang sama. Pulse yang sama akan memungkinkan tim tersebut dapat mengekspresikan berbagai “kalimat musik” dengan seirama dan dinamis.
Instrument Range Setiap pemusik harus untuk memahami range (jangkauan nada) dari setiap instrument yang dimainkannya. Mengapa? Alasannya, karena setiap instrument memiliki best range untuk memainkan chord atau melodi. Dengan memahami hal ini, maka pemusik dapat memainkan instrumentnya dengan lebih kreatif dan artistik. Setiap pemusik juga harus paham bahwa instrument yang dimainkannya punya tugas masing-masing di daerah nada tertentu (kapling nada). Jangan sampai chord voicings “tabrakan”, dimana sering terjadi pada pemain piano dan gitar, karena pemahaman chord yang berbeda dan juga salah tempat dalam memilih posisi nada.
Frequency Bermain musik dalam “satu frekuensi” yang sama, jika di-ibaratkan seperti radio, maka semua anggota band harus memilih channel yang sama. Maka, fokus kita waktu melayani Tuhan dalam musik adalah tentunya untuk menyembah Tuhan, konsentrasi tidak dipecah kepada hal lain, atau bahkan mencari keuntungan bagi diri sendiri. Selain itu, satu frekuensi juga mengandung arti, tiap anggota tim memiliki kesamaan attitude dan saling menghargai satu sama lain.
Level of Energy Tiap pemusik umumnya memiliki level of energy yang berbeda, namun tiap anggota band sebenarnya saling “menularkan” energi, sehingga bila semua energi tersebut berakumulasi, ia akan memberikan “kekuatan” pada musik yang dimainkan, sehingga akhirnya musik itu bisa menyentuh jiwa dan roh, atau berdampak bagi pendengarnya. Jika terjadi ketimpangan level of energy, biasanya sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, jika ada pemain yang masih kurang, namun ia bersedia membuka diri, maka itu memungkinkan ia mendapat transfer of energy dari pemain yang memiliki lebih, sehingga akhirnya band tersebut juga bisa unity.
Level of Dynamics Bermain musik dengan sentuhan artistik dan dinamis itu penting, khususnya kita jika ingin menyentuh aspek jiwa dan roh dari pendengarnya. Untuk mencapai level of dynamics yang lebar, maka pemusik harus menguasai penuh instrumentnya, dan memiliki teknik bermain yang memadai, karena hal ini berhubungan dengan good tone production. Bunyi instrument yang dimainkan dengan skillfully, pastinya akan lebih mampu menyentuh pendengarnya.
Listen Each Other Kunci terakhir dari bermain musik yang kompak dan bersinergi, adalah “berinteraksi dan saling mendengarkan satu sama lain”. Bermain musik itu sebenarnya seperti berkomunikasi, yaitu ada aspek call and response, atau tanya jawab, atau berdialog. Oleh karena itu, dengarkanlah satu sama lain, lalu saling memberikan “kalimat musik” dan “ngobrol” sehingga musiknya menjadi “hidup”.
Saya adalah seorang pemusik biasa, namun memiliki passion pada pekerjaan Tuhan dan siap dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Saya melayani musik di GBI Rayon 7 Bogor, sejak tahun 2014, sebagai bassist dan juga music trainer. Saya juga berada di market place, bekerja dengan Aksan Sjuman dan juga memiliki sekolah musik, bersama dengan Kania Siregar (www.kaniamusicschool.com) sejak tahun 2012.
Pengalaman saya melayani Tuhan dimulai sejak usia 15 tahun, yaitu melayani musik di Ibadah Sekolah Minggu di GSJA Ebenhaezar, Bogor. Kemudian saya menjadi Ketua Youth dan Musik di GSJA Ichthus Kemang ketika saya berusia 19 tahun. Ketika kuliah dan bertemu dengan istri saya sekarang, saya melayani sebagai Ketua Departemen Profetik di GSJA Yesus Kristus, Teluk Gong Jakarta dari tahun 2000-2002. Setelah anak saya lahir, maka kami pindah kembali ke Bogor, dan saya melayani sebagai Ketua Pujian Penyembahan GSJA Betlehem dari tahun 2003-2005, lalu menjadi Direktur Sekolah Musik Rohani Psallo dari tahun 2006-2011. Saya sempat melayani sebagai Bendahara dan Sekretaris di BPD GSJA se-Jawa Barat pada tahun 2008-2011, dan merangkap menjadi Music Trainer untuk ke-5 wilayah di Jawa Barat, yaitu Bogor, Depok, Sukabumi, Bandung, dan Pantura, dimana saya memberikan pelatihan musik secara rutin ke-5 wilayah tersebut masing-masing sedikitnya satu kali setiap tahun. Di sela-sela waktu pelayanan, saya juga beberapa kali dipanggil sebagai Pembicara di Music Workshop di GSJA Batutulis Jakarta, GSJA Rajawali Depok, GSJA Cimahi, GBI Danau Bogor Raya, GBI Tapos Cibinong, dan juga saat melakukan Mission Trip di beberapa kota di Indonesia, seperti Lampung, Palangkaraya, dan Banjarmasin.
Ide pembuatan website ini sebenarnya sudah terpikir dari beberapa tahun lalu. Namun saya ragu untuk menjalankannya, karena merasa bahwa saya belumlah sempurna, dan banyak orang yang lebih mumpuni dari saya. Namun pada akhir tahun 2018, saya teringat pada pesan ayah saya telar sesaat sebelum beliau meninggal, yaitu “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar”. Kemudian selain itu ada suatu ayat yang keluar begitu saja di hati saya, dari I Korintus 1:26-31. Ayat ini meneguhkan, karena mengingatkan bahwa saya memang waktu dipanggil untuk melayani Tuhan itu dari orang yang memang “tidak ada apa-apanya”, namun jika sekarang saya diberi kesempatan untuk melayani, itu sungguh suatu favor yang luar biasa.
Jadi, saya hanya mau taat pada kehendak Tuhan, karena apa yang Tuhan taruh di hati saya sejak lama, hanyalah dua hal ini, yaitu to help people (menolong sesama rekan para pelayan musik) dan to build generation (membangun dan menyiapkan generasi berikutnya). Oleh karena itu, jika ada masukan atau saran, silakan kirim melalui e-mail. Akhir kata, semoga website ini dapat membantu saudara-saudari sekalian. Soli Deo Gloria.