Mazmur 11-20
Mazmur 11 – Tuhan Menguji Setiap Orang
2024.01.18. Bacaan: Mazmur 11
Jika ditanyakan pada setiap murid, termasuk kita semua, pada umumnya tentu lebih senang jika bisa naik kelas tanpa ujian. Padahal ujian adalah sarana yang diperlukan oleh guru untuk memastikan apakah si murid benar-benar sudah memahami seluruh materi di level tersebut, dan berhak untuk naik ke level berikutnya.
Begitu pula yang dilakukan oleh Tuhan, Ia menguji setiap orang (ay. 4-5), baik orang benar dan juga orang fasik. Ibrani 4:12-13 menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dilakukan maupun yang ada dalam pikiran setiap manusia itu terbuka dengan jelas di hadapan Allah. Ujian ini dilakukan untuk melihat apa yang sesungguhkan menjadi dasar dari hidup kita, apakah kita benar-benar mengandalkan Allah atau hal yang dimiliki dalam dunia ini (1 Kor. 3:12-13). Tuhan menciptakan manusia tidak sama seperti robot, yang diberikan perintah secara terprogram. Ujian juga menguji apakah kita benar-benar mengasihi Tuhan dari dasar hati kita atau tidak.
Kita bisa belajar dari Daud, walau sebagai seorang pahlawan perang, ia selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap hidupnya. Daud menjaga ketulusan hatinya, karena ia percaya bahwa selalu ada keadilan dari Tuhan bagi orang yang tulus dan menjauhi kejahatan (ay. 7). (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 12 – Negosiasi
2024.01.19. Bacaan : Mazmur 12
Coba bayangkan sejenak, apa yang terjadi jika orang saleh tidak ada lagi di dunia ini (Mzm. 12:1; 12:8). Kekacauan pasti terjadi dimana-mana, hukum dan kebenaran tidak ada lagi. Semua orang melakukan segala kejahatan tanpa ada hukuman atau koreksi. Saya teringat ada dua kisah di Perjanjian Lama, dimana kita dapat belajar beberapa hal dari kisah itu.
Pertama, negosiasi antara Abraham dengan Allah tentang jumlah orang benar di kota Sodom (Kej. 18:16-33), untuk menghindari rencana Allah menghancurkan Sodom, karena penduduknya sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan (Kej. 13:13; 18:20).. Namun pada akhirnya sepuluh orang benar saja tidak ditemukan di kota Sodom, sehingga Allah menghancurkan Sodom dengan api dan belerang dari langit, sehingga membinasakan seluruh penduduk kota.
Kedua, negosiasi antara Musa dengan Allah, ketika Allah hendak membinasakan orang-orang Israel karena membuat dan menyembah anak lembu emas (Kel. 32). Musa seorang pemimpin yang luar biasa, dalam istilah sehari-hari, Musa “pasang badan” membela orang Israel, untuk melunakkan hati Allah dan mencegah orang-orang Israel dibinasakan oleh Tuhan (Kel. 11-13; 30-32).
Dari kedua kisah ini, janganlah kita menyimpulkan bahwa Musa lebih pandai dari Abraham dalam hal negosiasi, karena semuanya ini adalah kedaulatan Allah. Yang kita pelajari yaitu Abraham dan Musa keduanya orang saleh, yang mau menyerahkan dirinya membela jiwa-jiwa, mereka ingin orang-orang fasik ini diselamatkan. Allah itu adil, janji-Nya murni, ia akan mendengarkan setiap doa orang yang benar dan saleh (Mzm. 12:5-7).
(Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 13 – Tak Bisa Lepas Dari-MU
2024.01.20. Bacaan : Mazmur 13
Dalam Mazmur 13 ini Daud merasa bahwa Tuhan seperti menyembunyikan wajah-Nya, berdiam, dan melupakan dirinya (ay. 1). Saya merenungkan dan mencoba menyelami pikiran maupun perasaan Daud waktu menuliskan ayat ini. Lalu Tuhan memberikan insight bahwa hal ini persis seperti hubungan komunikasi suami dan istri. Terkadang saya berselisih pendapat dengan AyLie, lalu kami saling berdiam diri. Namun saat itu saya merasa seperti ada bagian dari diri saya yang hilang, dan perasaan itu sungguh tidak enak. Saya yakin Aylie juga merasakan hal yang sama. Maka biasanya salah seorang dari kami akan mengalah, lalu kita segera berbaikan dalam waktu tidak sampai satu jam, hingga kami merasakan hubungan yang lebih dekat dari sebelumnya.
Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa hubungan Daud dengan Allah itu sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari perangko menempel pada amplop (Milenials mungkin belum pernah pakai benda ini untuk berkirim surat pada seseorang). Jadi begitu ia merasakan Allah seolah-olah menyembunyikan wajah-Nya, maka Daud memohon Allah untuk kembali memandang wajahnya (ay. 3), bahkan dengan bahasa puitis dikatakan, “buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati”. Pada akhirnya Daud memuji Allah dengan penuh sukacita, karena ia percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya (ay. 5-6).
Kita perlu Tuhan setiap waktu. Penyembahan kepada Tuhan tidak dibatasi hanya ketika kita melayani di atas mimbar, tetapi dengan terus menyatukan roh kita pada-Nya dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aktivitas sehari-hari. Tuhan Yesus memberkati kita semua. (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 14 – Orang Bebal Tidak Kebal
2024.01.21. Bacaan : Mazmur 14
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi definisi orang bebal sebagai orang yang sukar mengerti atau tidak cepat menanggapi sesuatu. KBBI menambahkan ciri orang bebal pasti bodoh, malas, dan tidak bertanggungjawab. Dalam teks bahasa Ibrani, bebal ini ditulis dengan nabal (kata sifat), yang ternyata dalam Alkitab juga merupakan nama seorang yang kaya raya di pegunungan Karmel, seorang yang kasar dan jahat kelakuannya (1 Sam. 25:2-3).
Pada saat Daud beserta orang-orangnya dikejar oleh pasukan Saul, maka Daud juga lari ke arah pegunungan Karmel, disana ia menjaga ternak dari Nabal. Daud kemudian meminta upah atas pekerjaannya, namun ditolak, maka Daud hendak melampiaskan amarahnya pada Nabal. Tindakan Daud berhasil dicegah oleh Abigail, istri dari Nabal, melalui sikapnya yang hormat pada Daud. Pada akhirnya Allah memberikan hukuman pada Nabal, sehingga ia mati (1 Sam. 25:37-38). Jika Nabal cepat menanggapi situasi yang sedang dialami Daud, tentu ia tidak bertindak bodoh dengan menolak Daud, sehingga ia akan terhindar dari hukuman Tuhan.
Mazmur 14:5-6 menjelaskan bahwa Tuhan selalu menjadi pembela bagi orang-orang yang benar dan tertindas. Melalui kisah ini kita belajar untuk menjadi seorang yang cepat tanggap memahami suatu masalah, kemudian mengambil tindakan yang benar. Orang bebal, tidak kebal, karena pada waktunya akan mendapatkan hukuman dari Allah. (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 15 – Tinggal Dalam Hadirat-Nya
2024.01.22. Bacaan : Mazmur 15
Gunung dan kemah yang dimaksudkan adalah gunung atau bukit Sion yang terletak di bagian tenggara Yerusalem, dimana Tabut Tuhan ditempatkan (Yoel 3:17). Ketika Daud berhasil mengalahkan orang-orang Yebus, yaitu orang-orang yang tinggal di pinggir Yerusalem, maka Daud menjadikan tempat itu dengan nama Kota Daud (2 Sam. 5:6-7). Gunung menunjukkan suatu tempat yang tinggi, dimana untuk mencapai kemah kudus Allah dan tinggal di dalamnya, diperlukan suatu usaha atau pengorbanan. Pertobatan awal diperoleh hanya dengan mengaku dosa (1 Yoh. 1:9), namun untuk mempertahankan iman dan kesucian harus dengan menyangkal diri dan pikul salib (Mat. 10:38). Ini merupakan langkah perjalanan hidup yang tidak mudah.
Jika kita ingin menyenangkan hati Tuhan dan tinggal selamanya dalam tempat kudus-Nya, maka ayat 2-5 menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan oleh setiap orang percaya. Langkah praktis dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada ayat 3-5, sementara tiga prinsip dasar dijelaskan dalam ayat 2. Dalam Alkitab KJV dijelaskan:
- Walk upright, berarti dalam setiap langkah atau pemikiran kita hendaknya selaras dengan Firman Tuhan.
- Work righteousness, berarti dalam setiap pekerjaan atau tindakan dilakukan dengan benar, sesuai dengan ucapan dan Firman Tuhan.
- Speak in truth, berarti jujur dalam perkataan, tidak berbohong, apalagi menyampaikan fitnah.
Khotbah hari Minggu kemarin dari Ps. Junianto Naibaho memberikan contoh yang nyata bagaimana ia akhirnya ditolong oleh Tuhan dalam proses klaim asuransi mobilnya, karena ia telah berkata jujur dan bertindak benar sesuai Firman Tuhan. (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 16 – Jaminan Mulia
2024.01.23. Bacaan : Mazmur 16
Sewaktu menanti ilham dari Roh Kudus waktu menulis renungan ini, tiba-tiba terlintas lagu Blessed Assurance ketika Daud menyebutkan “Engkaulah bagian warisanku dan pialaku” dalam mazmur ini. Blessed Assurance, lagu sudah terdengar sejak saya di Sekolah Minggu, ternyata diciptakan oleh Frances J. “Fanny” Crosby (1820-1915), seorang wanita yang buta sejak kecil. Meskipun demikian, Fanny sangat produktif, ia telah menulis lagu hymne lebih dari 8.000, puisi lebih dari 1.000, dan beberapa buku. Ia mengatakan sekalipun tidak dapat melihat dengan mata jasmani, ia melihat kebaikan Tuhan dalam hidupnya melalui mata rohaninya.
Sebagai orang percaya, kita memiliki perlindungan dan jaminan yang mulia di dalam Tuhan Yesus. Jaminan ini hanya bagi orang-orang benar saja, seperti yang dikatakan Tuhan melalui Musa kepada Firaun, bahwa Ia membuat perbedaan antara bangsa Israel dan bangsa Mesir (Kel. 8:23, Mzm. 16:3-4). Daud mengajarkan bahwa untuk mendapatkan warisan dan piala (ay. 5-6), maka ada beberapa langkah yang perlu kita perhatikan :
- Mendengarkan nasihat maupun tuntunan Tuhan, baik yang dinyatakan melalui Firman-Nya yang kita baca atau melalui hati nurani dari Roh Kudus (ay. 7)
- Melakukan Firman-Nya dengan teguh, tidak goyah, dan tidak menyimpang dari jalan-Nya (ay. 8)
Daud mengajarkan bahwa orang-orang benar akan menjalani kehidupan di dunia ini dengan tentram dan penuh sukacita, karena percaya telah mendapatkan jaminan mulia yaitu kehidupan selamanya di surga bersama dengan Tuhan (Mzm. 16:9-11). (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 17 – Berseru Pada Tuhan
2024.01.24. Bacaan : Mazmur 17
Mazmur ini ditulis dengan judul Doa Daud, berbeda dari mazmur-mazmur sebelumnya, karena nampaknya secara khusus Daud berdoa meminta keadilan kepada Allah (ay. 1). Dalam kehidupan sehari-hari, keadilan suatu hal yang langka, rasanya sebagian besar dari kita pernah mengalami ketidakadilan. Namun kita bisa belajar dari Daud saat mendapatkan suatu ketidakadilan, yaitu berseru pada Tuhan, sebagai Allah yang mampu melihat setiap hal dengan sudut pandang yang benar, sehingga pada waktunya Ia akan memberi hukuman yang adil (ay.2).
Kita bisa belajar empat hal dari Daud mengapa harus berseru dan berdoa kepada Tuhan, yaitu :
- Tuhan mendengar dan menjawab doa (ay. 6). Kita semua tentu ingin jawaban yang instant, apalagi hidup di dunia modern hampir semuanya bisa diperoleh dengan cepat. Namun kita harus percaya, waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik. Yusuf diproses selama 13 tahun sebelum menjadi wakil Firaun.
- Tuhan menjaga orang yang berlindung pada-Nya (ay. 7-12).
- Tuhan sendiri yang berperang melawan orang yang menindas kita (ay. 13-14)
- Tuhan pasti memberikan kemenangan dan sukacita pada orang yang benar (ay. 15, ay. 1)
Bagian kita yaitu tetap percaya bahwa setiap orang benar berada aman dalam perlindungan Tuhan, karena Ia menjaga kita seperti biji mata-Nya (ay. 8). (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 18 – Perisai dan Gunung Batu
2024.01.25. Bacaan : Mazmur 18
Yang menarik dari Mazmur 18, ada dua kata yang diulang-ulang, yaitu perisai (ay. 2, 30, 35) dan gunung batu (ay. 2, 31, 46). Jika Daud menggarisbawahinya hingga tiga kali, berarti kedua kata ini memiliki arti yang penting baginya.
- Perisai, dalam bahasa Ibrani magen atau meginnah, berarti perlengkapan perang untuk melindungi tubuh dari serangan senjata musuh. Bagi seorang prajurit, perisai sama pentingnya dengan pedang, seperti halnya mempertahankan diri dan menyerang lawan. Jika Daud menuliskan Allah sebagai perisainya, maka siapa lawan atau masalah yang bisa mengalahkan kita?
- Gunung batu, dalam bahasa Ibrani tsur, melambangkan kekuatan. Daud melukiskan keperkasaan Tuhan seperti halnya batu yang keras dan kuat. Iman kita harus teguh, jangan mudah tergoyahkan, karena kita bersandar pada Allah yang hidup dan perkasa.
Kita semua tentu pernah mengalami masalah yang begitu menghimpit hidup kita. Mungkin masalah keuangan, kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan berbagai macam lainnya. Namun rasanya hanya sedikit dari kita yang mengalami keadaan di ujung dari kematian karena dikejar ingin dibunuh seseorang seperti halnya Daud. Bayangkan sejenak perasaan bebas seperti bagaimana yang meluap dalam diri Daud ketika menuliskan Mazmur 18 ini. Jangan melupakan kebaikan Tuhan, ingat selalu bagaimana pertolongan-Nya pada kita. Bersorak-sorai dan muliakan Dia! (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 19 – Kebesaran dan Kemuliaan Tuhan
2024.01.26. Bacaan : Mazmur 19
Mazmur 19 ini dapat dikategorikan sebagai mazmur pujian dan pengagungan. Ada dua hal yang Daud ingatkan kepada kita tentang kebesaran dan kemuliaan Tuhan yaitu :
- Melalui karya ciptaan-Nya yang besar, yaitu alam semesta (ay. 1-6). Melalui kesadaran pada hal ini, seharusnya kita percaya bahwa Tuhan itu mengendalikan segala sesuatu dengan sempurna. Jika kita sungguh-sungguh percaya pada Tuhan, tentu kita tidak perlu kuatir pada apapun yang kita hadapi dalam dunia ini. Tuhan itu Allah yang melindungi dan memelihara kita, seperti halnya ia mengendalikan alam semesta ini.
- Melalui Firman-Nya (ay. 7-11). Firman Tuhan berisi perintah dan hukum-Nya. Seperti halnya alam semesta diatur oleh Tuhan dalam suatu sistem atau pola tertentu, begitu pula alasan Tuhan menciptakan suatu perintah atau hukum bagi manusia untuk dilakukan. Tuhan itu Maha Tahu, Ia ingin “akhir dari hidup manusia” itu berjalan sesuai dengan rencana-Nya yang baik (Yer. 29:11). Peraturan sepertinya suatu hal yang mengekang kebebasan, itulah sebabnya banyak orang lebih suka memberontak dan melawan hukum. Sesaat nampaknya menyenangkan melakukan sesuatu hal tanpa ada teguran atau hukuman. Namun sekali lagi, lihat pada “hasil akhirnya”, karena dalam alam semesta ini ada hukum sebab akibat, aksi reaksi, tabur tuai, dimana setiap tindakan selalu ada konsekuensinya.
Mari kita sadari kebesaran Tuhan dalam hidup kita dengan melakukan Firman-Nya, seperti halnya Ia memelihara alam semesta ini, begitu pula Ia memelihara dan menjaga hidup kita. (Victor Pandiwidjaja)
Mazmur 20 – Kesatuan Hati Berdoa Berbalasan
2024.01.27. Bacaan : Mazmur 20
Mazmur 20 merupakan doa berbalas-balasan antara umat Israel dan Daud, ketika menghadapi musuh bangsa Israel. Selama pemerintahan Raja Daud, umat Israel melakukan penyembahan dengan benar, bukit Sion menjadi tempat yang kudus bagi Tuhan (Mzm. 2:6). Itulah sebabnya setiap kali menghadapi masalah atau ancaman, Daud dan umat Israel mencari Tuhan terlebih dahulu. Pola doa dan penyembahan secara bersahut-sahutan ini merupakan hal yang biasa dilakukan umat Israel (Bil. 21:17; 1 Sam. 18:7; Ez. 3:11). Dalam ibadah gereja masa kini, pola ini masih dipakai, khususnya oleh gereja-gereja berkulit hitam, orang African-American (Black Gospel), yang dikenal dengan istilah Call and Answer, dimana ada pola bernyanyi berbalas-balasan antara pemimpin dan choir (dan jemaat).
Dalam Mazmur 20 terdapat pola Call-Response, yaitu dari Umat-Daud-Umat.
- (Ay. 1-5) Umat Israel mendoakan Daud sebagai pemimpin, dengan berseru kepada Tuhan, meminta pertolongan dari Sion, tempat kudus Tuhan. Ternyata penting sekali jemaat mendukung doa untuk visi dari Gembala (termasuk pemimpin rohani lainnya). Doa dari jemaat turut menyokong keberhasilan suatu peperangan rohani. Perhatikan kata “kiranya”, ada lima doa yang diungkapkan umat Israel untuk mendukung Daud.
- (Ay. 6-8) Jawaban dari Daud atas permohonan doa umat Israel, yang diawali dari kata “kiranya”. Daud menjawab “sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya”. Daud mengatakan demikian karena ia telah banyak memiliki pengalaman kemenangan bersama Tuhan. Melalui perkataan Daud ini, kita belajar bahwa pengurapan dari Tuhan pada orang benar itu penting dan besar kuasanya. Daud sebagai pemimpin yang kharismatik, memberikan keyakinan pada umat Israel bahwa Tuhan pasti memberikan kemenangan pada orang yang sungguh berserah pada Tuhan.
- (Ay. 9) Respon dari umat Israel atas perkataan iman dari Daud. Umat Israel telah diyakinkan bahwa Tuhan memberikan kemenangan pada Raja Daud.
Kemenangan atas peperangan rohani dalam merebut jiwa-jiwa pasti akan dimenangkan jika seluruh jemaat bersatu mendukung visi dari para pemimpin rohani. Amanat Agung Tuhan Yesus pasti terwujud. Amin.
(Victor Pandiwidjaja)